Nasida Ria, The Qosidah Legend from Semarang
"Tidak akan kuserahkan pada kampret yang durhaka~"
"Bingung, bingung ku memikirnya~"
"Bila bom nuklir diledakkan, akan musnah kehidupan dibumi~"
"Dilangit ada matahari, bersinar menerangi bumi~"
Jika kalian membaca semua penggalan kalimat diatas, sambil bernyanyi, maka tak mungkin kalian gak tau "band" qasidah yang sangat terkenal bahkan sampai ke Jerman ini. Ya, Nasida Ria!
Entah kenapa bisa gw tiba tiba tertarik kembali dengan grup qasidah ini, sampai sampai gw akhirnya buat artikel ini. Padahal udah lama gapernah denger lagu lagunya. Tapi gw gabisa bohong, dengerin lagu lagu Nasida Ria tak pernah ada rasa bosan bagi gw.
Mungkin untuk sebagian anak muda jaman sekarang, mereka enggan denger lagu qasidah seperti lagu Nasida Ria, tapi beda bagi mereka yang dari kecil udah denger lagu qasidah, mungkin sebagai media flashback atau memang bawaannya hobi denger qasidah dari dulu.
Gw? bisa dibilang gw bukan penggemar berat Nasida Ria, tapi bukan berarti gw gak suka ya. Justru gw hobi denger lagu Nasida Ria kalo lagi mood. Ya kalo udah gk mood, ganti lagu lagi, gitu terus. lol. 😂
Udah ah, gausah banyak basa basi, Let's get into the topic.
Nasida Ria, sebuah grup orkes qasidah yang terbentuk pada tahun 1975 yang beranggotakan 9 orang. Awalnya grup ini cuman sebuah grup pengajian, tapi kemudian berubah menjadi sebuah band yang awalnya hanya menggunakan rebana sebagai instrumen mereka. Mereka adalah Mudrikah, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.
Udah ah, gausah banyak basa basi, Let's get into the topic.
Nasida Ria, sebuah grup orkes qasidah yang terbentuk pada tahun 1975 yang beranggotakan 9 orang. Awalnya grup ini cuman sebuah grup pengajian, tapi kemudian berubah menjadi sebuah band yang awalnya hanya menggunakan rebana sebagai instrumen mereka. Mereka adalah Mudrikah, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.
Album pertama mereka dirilis 3 tahun kemudian setelah grupnya terbentuk, berjudul Alabaladil Makabul.
Seiring waktu berjalan, grup qasidah ini sudah merilis 35 album, dan sudah mengalami 3 kali perubahan generasi. Berkat perjalanan panjangnya, grup ini disebut sebagai "Legenda Qasidah Pelopor Qasidah Modern di Indonesia".
Grup qasidah yang satu ini mempunyai sejarah yang hebat loh. Buktinya, mereka pernah diundang oleh Kerajaan Malaysia untuk memeriahkan peringatan Tahun Baru Hijriah. Selain itu, mereka juga pernah diundang ke Jerman, dan mereka pun pernah merekam satu album di sebuah studio rekaman di jerman, Piranha, dengan album yang berjudul "Keadilan". Wow!
Terakhir kali mereka manggung di tempat yang sangat meriah yaitu di Synchronize Fest 2018. Berkat sebuah fanpage meme yang mengupload video mereka, ia menjadi terkenal kembali oleh kaum milenial. Adapun para penonton yang ikutan bernyanyi ketika mereka menyanyikan "Wajah Ayu Untuk Siapa" terlebih ketika lagunya sampai di lirik :
Gak apa apa jika masyarakat lebih suka dengan grup musik masa kini. Tapi jangan sampai, legenda yang satu ini hilang. Mereka bukti bahwa Indonesia juga punya kualitas yang gak kalah bagus dengan negara luar.
Sumber : Wikipedia, Nasida Ria, Kasidah Legendaris
Seiring waktu berjalan, grup qasidah ini sudah merilis 35 album, dan sudah mengalami 3 kali perubahan generasi. Berkat perjalanan panjangnya, grup ini disebut sebagai "Legenda Qasidah Pelopor Qasidah Modern di Indonesia".
Grup qasidah yang satu ini mempunyai sejarah yang hebat loh. Buktinya, mereka pernah diundang oleh Kerajaan Malaysia untuk memeriahkan peringatan Tahun Baru Hijriah. Selain itu, mereka juga pernah diundang ke Jerman, dan mereka pun pernah merekam satu album di sebuah studio rekaman di jerman, Piranha, dengan album yang berjudul "Keadilan". Wow!
Terakhir kali mereka manggung di tempat yang sangat meriah yaitu di Synchronize Fest 2018. Berkat sebuah fanpage meme yang mengupload video mereka, ia menjadi terkenal kembali oleh kaum milenial. Adapun para penonton yang ikutan bernyanyi ketika mereka menyanyikan "Wajah Ayu Untuk Siapa" terlebih ketika lagunya sampai di lirik :
Tidak akan kuserahkan, pada kampret yang durhaka.Tak heran pula, Nasida Ria sering mendapatkan penghargaan. Diantaranya penghargaan Pengemban Budaya Islam dari PWI Pusat Jakarta (1989), Penghargaan Seni dari PWI Jateng (1992) dan Anugrah Keteladanan 2004 dari PPP Jateng (2004).
Gak apa apa jika masyarakat lebih suka dengan grup musik masa kini. Tapi jangan sampai, legenda yang satu ini hilang. Mereka bukti bahwa Indonesia juga punya kualitas yang gak kalah bagus dengan negara luar.
Sumber : Wikipedia, Nasida Ria, Kasidah Legendaris
Komentar
Posting Komentar